Selasa, 31 Januari 2012

Belajar Dari Luar Negeri: Konsep Perencanaan Jalur Sepeda

a.        Amsterdam
Amsterdam  adalah salah satu kota yang disebut sebagai ‘cycle-friendly city’ atau kota yang nyaman bagi para pengguna sepeda. Bahkan, menurut predikat teratas yang dikeluarkan oleh Virgin Vacation, Kota Amsterdam menyandang peringkat pertama sebagai ‘11 Most Bicycle Friendly Cities in The World’ di atas peringkat Kota Portland,Oregon dan Copenhagen, Denmark.
40% pergerakan lalu lintas yang ada di Kota Amsterdam diciptakan oleh sepeda, ditunjang dengan 90% jalur jalan yang aman bagi pengendara sepeda (Jonkhoff, 2011). Hal ini berpengaruh postif terhadap warga Kota Amsterdam sendiri yang menciptakan gaya hidup yang lebih aktif dan meningkatkan kesehatan penduduk. Untuk mendukung hal ini, pemerintah telah membangun jalur sepeda yang aman, nyaman, serta terintegrasi dengan moda transportasi lain. Pengembangan jalur sepeda telah menjadi inti infrastruktur transportasi di Amsterdam. Beberapa infrastruktur pendukung yang telah ada antara lain tempat parkir sepeda, tempat peminjaman sepeda publik, adanya aturan hukum yang ketat untuk melindungi pengendara sepeda, serta kultur bersepeda yang begitu kuat ada di masyarakat Kota Amsterdam.
Kebijakan transportasi Kota Amsterdam berfokus pada pengembangan moda transportasi kendaraan tidak bermotor (non-motorized modes of transport). Perhatian pemerintah untuk mewujudkan kota yang bebas dari polusi udara untuk peningkatan kualitas hidup warga masyarakat sangat tinggi, terbukti dari besarnya peran pengembangan jalur sepeda dan infrastruktur pendukungnya dalam rencana pengembangan transportasi Kota Amsterdam. Pada tahun 2006, untuk mendukung hal ini, fokus pemerintah Kota Amsterdam dalam pengembangan sepeda terletak pada tingkat keamanan pengguna sepeda (angka pencurian sepeda), pembangunan fasilitas parkir sepeda yang aman, serta penggunaan lalu lintas yang aman bagi pengguna sepeda.
Adanya perhatian pemerintah pada pengembangan penggunaan sepeda di Tahun 2006, diikuti dengan disusunnya rencana kebijakan “Choosing for Cyclist: 2007-2010”. Implementasi rencana kebijakan ini telah menghasilkan peningkatan fasilitas parkir sepeda, turunnya angka pencurian sepeda, peningkatan keamanan berlalu-lintas, peningkatan integrasi jalur sepeda dengan moda transportasi lain, serta meningkatkan jumlah masyarakat muda untuk bersepeda. (Buehler, 2010)
Berikut ini merupakan beberapa strategi perencanaan ruang Kota Amsterdam untuk mengefektifkan jalur sepeda:
1.      Peningkatan fasilitas bersepeda
Implementasi rencana kebijakan “Choosing for Cyclist: 2007-2010” diwujudkan dengan pembangunan fasilitas sepeda seperti dibangunnya jalur sepeda terpisah di ruas-ruas jalan Kota Amsterdam secara besar-besaran yang diikuti oleh pembangunan infrastruktur pendukungnya seperti ruang parkir sepeda dan peminjaman sepeda.
2.      Pembatasan jumlah kendaraan bermotor (mobil)
Saat ini, di Kota Amsterdam, kendaraan bermotor dilarang untuk masuk ke pusat kota. Insentif dan Disinsentif sangat ditegakkan disini, karena banyak jalan di Kota Amsterdam yang hanya disediakan satu arah untuk mobil, namun dapat bebas digunakan untuk dua arah bagi sepeda. Selain itu, area parkir mobil semakin dikurangi dan biaya parkir di tempat-tempat parkir yang tersedia semakin mahal. Hal ini merupakan salah satu strategi yang berhasil menekan angka penggunaan kendaraan bermotor pribadi di Kota Amsterdam.
3.      Pengintegrasian parkir sepeda dengan transportasi umum
Stasiun di Kota Amsterdam memiliki ruang parkir sepeda yang sangat luas, sehingga masyarakat dapat menggunakan sepeda dari rumah untuk kemudian berganti moda ke kereta api untuk berangkat ke lokasi tujuan dengan sangat mudah. Selain itu, Kota Amsterdam juga memiliki program “Park and Bike”, yaitu masyarakat dapat menggunakan kendaraan bermotor pribadi hingga di pinggiran kota untuk kemudian di parkirkan di kantung parkir yang tersedia dan melanjutkan perjalanan dengan sepeda yang telah disediakan di tempat peminjaman sepeda.
4.      Promosi penggunaan sepeda
Promosi penggunaan sepeda dilakukan pemerintah dengan melakukan pelatihan penggunaan sepeda pada anak-anak, yang biasanya diikuti oleh anak berumur 3-4 tahun. Hal ini dapat memupuk rasa cinta terhadap sepeda sejak dini.

a.        Tokyo
Area Metropolitan Tokyo memiliki populasi penduduk 12,8 juta dengan jumlah kepemilikan sepeda mencapai 8,4 juta. Kepemilikan sepeda yang begitu besar di Tokyo, Pemerintah Kota Tokyo (Tokyo Metropolitan Government) memformulasikan Rencana “Safe Bicycle Riding Promotion Plan” pada Tahun 2007. Rencana ini mengandung empat inti utama, yaitu:

·         Mengurangi parkir sepeda ilegal
Dilakukan dengan cara kerjasama dengan stasiun kereta api di Tokyo untuk membuat parkir sepeda legal di sekitarnya. Bagi stasiun kereta api yang tidak memiliki lahan kosong di sekitar yang dapat digunakan sebagai lahan parkir dapat membangun area parkir bawah tanah.
  
·         Menambah jumlah jalur sepeda
Jalur sepeda dibangun untuk meningkatkan jumlah pengguna sepeda serta memberikan kenyamanan bagi pengguna sepeda. Pemerintah Tokyo mengusahakan pembangunan jalur sepeda eksklusif yang terpisah dengan kendaraan lain. Namun, pada area-area yang tidak dimungkinkan pembangunan jalur sepeda terpisah, pengguna sepeda dapat menggunakan trotoar (sidewalk).

·         Meningkatkan etika berlalu-lintas pengguna sepeda
Peningkatan etika berlalu-lintas dilakukan pemerintah Tokyo sejak Tahun 2007 dengan pendekatan pendidikan. Pelajaran etika bersepeda dimasukkan dalam kurikulum sekolah sehingga sejak kecil, anak-anak di Tokyo telah memahami etika berlalu-lintas yang baik sehingga dapat menciptakan suasana lalu-lintas yang aman dan nyaman.

·         Meningkatkan fasilitas jalur sepeda dan keamanannya
Peningkatan keamanan pengguna sepeda dilakukan dengan cara penegakan aturan dengan pelarangan kendaraan bermotor pada area sekitar stasiun atau membatasi jumlah kendaraan bermotor dengan menjalankan rute satu arah pada ruas jalan tertentu. Hal ini dapat meningkatkan keamanan pengendara sepeda saat berkendara di jalan raya serta menekan jumlah pengguna kendaraan bermotor pribadi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar